Nugroho Wahyu

Universitas Setia Budhi Kukuhkan 521 Lulusan: Momentum Akademik dan Harapan Bangsa

Rangkasbitung, 30 September 2025 — Universitas Setia Budhi Rangkasbitung (USBR) sukses menyelenggarakan Sidang Yudisium Tahun Akademik 2024/2025 dalam suasana khidmat dan penuh kebanggaan. Acara yang digelar di kampus USBR ini dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas, senat akademik, dosen, tenaga kependidikan, serta para mahasiswa peserta yudisium. Dalam sambutannya, Penjabat Rektor USBR, Iman Sampurna, M.Pd, menyampaikan bahwa yudisium bukan sekadar seremoni akhir studi, melainkan tonggak transisi menuju dunia profesional dan kontribusi nyata bagi masyarakat. “Kami berharap para lulusan menjadi pelopor perubahan, bukan sekadar pelaksana. Milikilah integritas, etika, dan semangat kolaboratif,” tegas beliau. Sebanyak 521 mahasiswa dinyatakan lulus pada periode ini, terdiri dari 364 mahasiswa FKIP dan 157 mahasiswa FISIP. Berdasarkan evaluasi akademik, sebanyak 115 mahasiswa meraih predikat Cum Laude, 190 mahasiswa dengan predikat Sangat Memuaskan, dan 216 mahasiswa dengan predikat Memuaskan. IPK tertinggi diraih oleh Utin Utianingsih dari Program Studi Ilmu Pemerintahan dengan IPK 3.93. Selain prestasi akademik, PJ Rektor juga mengapresiasi pencapaian non-akademik mahasiswa, seperti partisipasi dalam program Kampus Merdeka, kegiatan sosial, organisasi kemahasiswaan, dan kompetisi tingkat nasional. Dalam laporan akademiknya, PJ Rektor menegaskan komitmen USBR terhadap peningkatan mutu pendidikan melalui penguatan kurikulum berbasis MBKM, peningkatan kualitas dosen, pengembangan sarana pembelajaran, serta kerja sama dengan dunia industri. “Proses pendidikan di USBR tidak hanya menghasilkan gelar, tetapi membentuk insan yang berkarakter dan siap menghadapi tantangan kehidupan nyata,” ujar beliau. Acara yudisium ditutup dengan ucapan selamat kepada seluruh lulusan dan ajakan untuk terus menjalin komunikasi dengan almamater melalui Ikatan Alumni. PJ Rektor juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh dosen dan tenaga kependidikan yang telah mendampingi mahasiswa hingga titik kelulusan.

Pengangkatan Pejabat Struktural di Lingkungan USBR

Penjabat Rektor Universitas Setiabudhi Rangkasbitung (USBR), Iman Sampurna, M.Pd., secara resmi menyerahkan Surat Keputusan (SK) pengangkatan kepada sejumlah pejabat struktural di lingkungan kampus USBR. Beberapa pejabat yang menerima SK tersebut antara lain: Dalam sambutannya pada Jumat, 26 September 2025, Iman Sampurna, M.Pd. menegaskan bahwa dinamika pergantian jabatan merupakan hal yang lumrah dalam suatu organisasi, khususnya dalam institusi pendidikan tinggi, sebagai bagian dari upaya penyegaran dan peningkatan kinerja kelembagaan. “Penyerahan SK ini sejatinya bersifat seremonial. Yang lebih penting adalah bagaimana amanah tersebut dijalankan secara bertanggung jawab dan memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan institusi,” ujar Pj Rektor. Mengakhiri sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi dan harapan kepada para pejabat yang baru dilantik. “Atas nama Penjabat Rektor, saya mengucapkan terima kasih dan selamat menjalankan tugas. Semoga dapat mengemban amanah ini dengan penuh integritas dan dedikasi,” tutupnya.

Permohonan Mengisi Survei Pengguna Lulusan

Yth. Bapak/Ibu Pimpinan Instansi/Lembagaditempat Dengan hormat, Dalam rangka penjaminan dan pengelolaan mutu pada lulusan Universitas Setia Budhi Rangkasbitung, Kami memohon kesediaannya untuk mengisi survei kepuasan pengguna lulusan bagi lulusan Universitas Setia Budhi Rangkasbitung atau lulusan STKIP Setia Budhi Rangkasbitung dan STISIP Setia Budhi Rangkasbitung (lulusan sebelum penggabungan) yang bekerja di Lembaga/Instansi yang Bapak/Ibu pimpin pada tautan di bawah ini, Tautan survei : tracerstudy.usbr.ac.id/survei-pengguna-lulusan/ Demikian permohonan ini kami sampaikan. Atas kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih. Rangkasbitung, 16 September 2025Pj. RektorIman Sampurna, M.Pd.NIDN. 0402097205

Kebijakan First Indonesia Prabowo: Civitas Akademika, Barometer Budaya Bangsa

Benjamin Lee Whorf pakar komunikasi dari Amerika menyebut unsur budaya salah satunya dapat menjelma melalui dunia pendidikan, melalui proses sosialisasi norma dan nilai social, yang bernuansa kritis yang membentuk identitas bangsa. Jepang menjadi Negara maju, lantaran bangsa Jepang memiliki nilai-nilai budaya yang kuat. Dunia pendidikan di Jepang menekankan pada disiplin, kerja keras, kesetiaan, dan keterampilan. Tahun 1987 TVRI menanyangkan Drama Seri produksi NHK Jepang tentang kehidupan seorang Shin Tanokura yang dikenal nama “Oshin”, menceritakan seorang Wanita yang sejak kecil menjadi pekerja keras, disiplin, kesetiaan, sehingga di masa dewasanya menjadi seorang pengusaha waralaba yang sukses di Kawasan Ginza, Tokyo Jepang. Kisah Oshin menggabarkan, budaya bangsa Jepang. Setahun sejak drama seri Oshin ditayangkan: Tepatnya 31 Maret 1984, para pelajar hingga mahasiswa di Jepang berslogan “kita belajar dari Oshin”. Dunia pendidikan di Jepang, senantiasa memperhatikan kearifan dan budaya lokal, berawal dari kisah nyata “seekor anjing bernama Hachiko” yang dikenal kesetiannya kepada majikannya Profesor Ueno, seorang pengajar di Universitas Tokyo, selama hampir 9 tahun setia menunggu Sang Profesor pulang, di Statiun Shibuya, Tokyo hingga anjing tersebut tewas 21 Mei 1925. Pemerintah Lokal Shibuya, mendirikan patung Hachiko didepan Statiun Shibuya. Dan, dijadikan mata pelajaran di sekolah sekolah dasar tentang arti kesetiaan dan cinta. Dunia pendidikan di Indonesia, tampaknya belum menyentuh ilmu yang berasal dari kearifan local, terlalu banyak tergerus oleh penyesuaian ilmu dan perkembangannya dari Negara Luar, terutama dari Barat, yang dianggap lebih maju. Sejatinya bangsa – bangsa di Asia mempunyai “Asia Value” yaitu konsep yang merujuk pada nilai social, budaya, dan etika yang ada di Negara-Negara Asia. Seperti kolektivitas, resfek terhadap otoritas, kerja keras dan disiplin, stabilitas, dan nilai tradisional yang konservatif. Karenanya, kebijakan Prabowo “First Indonesia – dengan persatuan dan kesatuan semua komponen bangsa, perlu didukung sepenuhnya,” ‎Civitas akademika merupakan barometer budaya bangsa, karena sebagai pusat pengetahuan dan inovasi, pendidikan dan pembentukan karakter, pengaruh terhadap masyarakat, refleksi nilai – nilai budaya. Karenanya, sangat tidak berlebihan, dan relevan apabila pada masa Pemerintahan Prabowo, civitas akademika bahu membahu dalam kapasitasnya menjadi barometer budaya bangsa, yang tidak terlepas dari nilai-nilai kritis dan ilmiah. Civitas akademika tidah hanya menjadi penghuni menara gading, dan tidak menjadi seperti Don Quixot yang idealis buta, yang menganggap kincir angin dan segerombolan domba dianggapnya serangan musuh. Civitas Akademika haruslah menjadi barometer budaya, yang berkontribusi membantu program hasta cipta, menuju Indonesia Emas. Melalui gerakan dan kegiatan yang konstruktif dan terukur, serta penelitian-penelitian yang mengarah pada keutuhan bangsa dan nilai-nilai visioner. Hilirisasi adalah kebijakan “first Indonesia” dimana asset dan kekayaan alam Indonesia, tidak lagi dijual dengan barang mentah, tetapi harus menjadi barang setengah jadi dan bahkan barang jadi, agar nilai jual ekspornya tinggi. ‎Ferdinan F Tonees seorang sosiolog Jerman, kelahiran Oldenswort dengan konsepnya “gemeinschaft dan gesellscaft” sepertinya sangat relevan, jika menjadi panutan teoritis, dalam rangka menjelmakan kontrubsi penelitian dan Gerakan yang dipelopri oleh civitas akademika di Indonesia. Terlebih lagi, Menteri Keuangan R.I yang baru (Purbaya Yudi Sadewa, atas persetujuan Presiden Prabowo, dan diamini DPR telah menggelontorkan dana sebesar 200 Triliun Rupiah, yang salah satunya untuk kegiatan penelitian dan kegiatan bagi civitas akademika. Konsep Gemainschaft by blood – keterikatan darah, Gemenschaft by place – keterikatan tempat, Gesselscfat of main – keterikatan dan kesamaan tujuan, sangatlah “pas dan relevan” dengan kebijakan persatuan dan kesatuan berbangsa dan bernegara “Prabowo”. Hiruk pikuk dan gemuruh opini dan penelitian tanpa ilmiah yang seringkali menjadi kasat mata keseharian di media social, sepertinya harus diakhiri dengan penelitian – penelitian dan Gerakan yang kritis dan konstruktif Civitas Akademika. ‎Saat ini, dunia seakan sempit, namun panas. Informasi mengenai seorang legislator Syahroni, ada di Bandara, saat demonstrasi terjadi di Jakarta, dengan cepat menyebar melalui medsos. Terbunuhnya Kepala Cabang BRI di Jakarta, hingga tertangkapnya pelaku pembunuhan, sudah diketahui oleh orang Cisimet di Kabupaten Lebak Selatan. Atau, tertangkapnya mantan Direktur dan Pengawas di Kabupaten lebak, sudah dapat diketahui oleh masyarakat di Kota Bandung. Kaburnya Presiden Nepal dari kejaran demontran, dan berhentinya perang Thailand dan Kamboja, dengan cepat diektahui siswa sekolah dasar di Cianjur Selatan. Era digital informasi ini, sudah diprediksi oleh seorang dokter yang akhli sosiolog bernama Alexis Karl: Dunia semakin sempit dan menjadi prahara oleh informasi. Padahal, Alvin Toffler (seorang pakar bidang informasi) mengatakan: Satu informasi, akan lebih mahal dari pada sebatang emas. Sayangnya, informasi yang berkembang di Indonesia, dan juga banyak di Dunia “informasi yang berkembang dan dikembangkan” bernuansa hoax, adu domba, dan menciptakan kegaduhan, bagi stabilitas, persatuan, dan kesatuan bangsa. Kebijakan Pemerintahan Prabowo, sangat jelas ingin memerdekan, dan mendahulukan kepentingan rakyat Indonesia, mempunyai cita-cita yang selaras dengan UUD 1945 dan berujung terciptanya Indonesia Emas. Alangkah indahnya, apabila hiruk pikuk di medsos, aktivitas keseharian, diramaikan oleh civitas akademika sebagai barometer budaya bangsa dengan “kesejatian karakter dan budaya luhur Indonesia”. Jika demikian, maka lagunya Anggun C Sasmi “mimpi” tidak akan melambung jauh terbang tinggi bersama mimpi, tapi menjadi bersama kenyataan Indonesia Jaya. SEMOGA !!!

Pengangkatan Pejabat Struktural Universitas Setia Budhi Rangkasbitung oleh Pj. Rektor

Rangkasbitung — Dalam upaya memperkuat tata kelola dan meningkatkan mutu pelayanan akademik serta administrasi, Penjabat Rektor Universitas Setia Budhi Rangkasbitung (USBR) secara resmi melakukan pengangkatan dan penugasan sejumlah pejabat struktural baru di lingkungan universitas. Pergantian ini mencerminkan komitmen USBR untuk terus beradaptasi dan berkembang sebagai institusi pendidikan tinggi yang profesional dan dipercaya oleh masyarakat. Adapun pejabat yang mengalami pergantian jabatan sebagai berikut: Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kerjasama Dari: Drs. H. Habib Cahyono, M.Si Kepada: Dr. Mukhtar Ridwan, M.Pd Wakil Rektor II Bidang Umum, Kepegawaian, Aset, Kemahasiswaan dan Alumni Dari: Dr. Ridwan Sudirman, M.Pd Kepada: Yadi Heryadi, M.Pd Dekan Fakultas Teknik dan Pertanian Dari: Dr. Taufik Hidayat Suharto, M.Pd Kepada: Dr. Eneng Sri Susilawati, M.Pd Wakil Dekan Fakultas Teknik dan Pertanian Dari: Edi Suma Tirta, S.E., S.T., M.M Kepada: Widya Agustina Rusadi, S.P., M.P Wakil Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (Bidang Umum, Kepegawaian, Keuangan, Aset, Kemahasiswaan dan Alumni) Dari: Yadi Heryadi, M.Pd Kepada: Samsu Bahri, M.Pd Pj. Rektor Universitas Setia Budhi Rangkasbitung, atas nama seluruh civitas akademika, menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para pejabat yang telah melaksanakan tugas dengan baik, penuh dedikasi, dan loyalitas selama masa pengabdiannya. Kontribusi mereka menjadi bagian penting dalam perjalanan dan kemajuan USBR. Kepada para pejabat struktural yang baru saja diangkat, kami ucapkan selamat mengemban amanah dan tanggung jawab baru. Semoga dapat menjalankan tugas dengan integritas, inovasi, dan semangat kolaboratif demi kemajuan institusi. Dengan formasi baru ini, USBR berharap dapat terus tumbuh menjadi kampus yang bermutu, profesional, dan semakin dipercaya oleh masyarakat sebagai pusat pendidikan tinggi yang unggul dan berdaya saing.

Scroll to Top